Joseph Setiawan's Blog

Sharing About Automotive, Traveling, Business Opportunity & etc

Archive for May 2015

Automotive – Kencan +/- 800 km bersama Datsun Go ke Bandung & Garut

with one comment

Kembali kencan saya lakukan bersama Datsun Go. Kali ini liburan ke bandung dan ke Garut

Perjalanan dimulai tgl 13 Mei s/d 17 Mei memanfaatkan harpitnas alias libur kejepit nasional

Tgl 13 / Rabu malam selepas kerja, saya ke bandung dimulai jam 10 malam dan sampai di bandung jam 3 pagi krn kemacetan long weekend yang luar biasa sepanjang tol cikampek yang baru terurai sejak memasuki tol cipularang

Kamis pagi, saya mencoba ke lembang melalui jalur alternative dari Dago atas memotong ke lembang.

Jalur cukup menantang dengan kombinasi jalan rusak, jalur kecil, tanjakan cukup tinggi.  Kami menemukan rumah makan yang bernama rumah miring & kebun jeruk di jalur yang cukup sepi. 30 menit saja diperlukan dari dago ke lembang melalui maribaya, luar biasa cepat untuk ukuran weekend di bandung yang selalu terisi dengan kemacetan parah. Tahu susu di lembang, sapu lidi resto & gunung tangkuban perahu menjadi tujuan wajib kami. Cuaca dari panas hingga hujan deras tidak menghalangi kencan kami bersama Datsun Go. Bahkan malam nya saat kami mengalami makan malam yang gagal krn hujan di Hyper Square Pasir Kaliki yang membuat kami akhirnya makan di Dago atas, tumpahan air hujan dalam menuju Dago atas yang hingga setengah betis orang dewasa tidak menghalangi perjalanan Datsun Go yang saya kendarai walau sangat terasa air berlompatan menghantam bagian bawah mobil.

Jumat, saya kembali ke Jakarta karena ada rapat yang saya harus hadiri. Mobil saya kemudikan cukup cepat dengan range 120 -140 km per jam sepanjang tol cipularang hingga Cibitung krn kondisi lalu lintas yang cukup sepi di pagi hari.  Sore saat kembali ke bandung, kembali kemacetan menghadang sepanjang Cikampek yang baru terurai di tol cipularang. Kemacetan di pintu tol Pasteur kembali menghadang. Hasilnya 4 jam waktu tempuh saya perlukan antara Cibitung hingga Dago Atas Bandung.

Sabtu jam 6 pagi saya meneruskan perjalanan ke Garut. Sayang kemacetan kembali menghadang baik krn pasar tumpah di rancaekek maupun bus terguling di nagrek. 4 jam waktu tempuh antara Bandung hingga Kampung Sampireun Garut diperlukan

Sepanjang perjalanan tidak ada kendala yang saya hadapi baik dalam kemacetan, tanjakan, jalan rusak yang saya hadapi.

Melelahkan walau semua terbayar dengan pemandangan yang bagus serta lokasi makan yang eksotis sepanjang perjalanan.

Saya mampir makan di Asep Stroberi Garut, melihat kebun Mawar, melihat Lokasi Observasi Elang, melihat Kawah Kamojang di Garut serta pemandangan alam sepanjang jalan, hotel yang Indah di kampung sampireun merupakan kenikmatan yang tidak bisa dibayar dengan kelelahan sepanjang perjalanan.

Cukup enjoy saya menikmati liburan kali ini, good food, good view, good hotel, good Datsun Go menjadi kombinasi yang menyenangkan

garut 21garut 24garut 22garut 23garut 25garut 28garut 29garut 15

garut 1garut 2garut 3garut 4garut 7garut 8garut 10garut 11garut 12garut 14garut17garut 16

Written by Joseph Setiawan

May 16, 2015 at 9:08 PM

Posted in Nilai Kehidupan

Automotive – 11.000 Km bersama Datsun Go+

leave a comment »

Media test adl mobil Datsun Go+ yang baru dibeli sendiri yang ditambah accessories velg racing 15” & ban accelera + spoiler & bumper protector yang merupakan accesories resmi Datsun yang diterima akhir September 2014 sehingga uji coba ini berjalan independen

datsun 1datsun 2datsun 3

Tujuan test independen :

  1. Melihat kekurangan & kelebihan selama periode test
    1. Kemampuan mesin
    2. Kemampuan suspensi mobil & kestabilan yang dihasilkan
    3. Kenyamanan
    4. Konsumsi bahan bakar
    5. Kelemahan kelemahan yang terjadi selama perjalanan

Rute perjalanan :

  1. 30 Sept 2014 – 16 Nov 2014 – Jakarta, Surabaya, Malang, Banyuwangi – PP
  2. 13 Des 2014 – 25 Des 2014 – Jakarta, Surabaya, Malang, Banyuwangi – PP
  3. 31 Des 2014 – 1 Jan 2015 – Jakarta, Bandung – PP
  4. 6 Feb 2015 – 7 Feb 2015 – Jakarta, Bandung – PP
  5. 15 Feb 2015 – 19 Feb 2015 – Jakarta, Bandung – PP
  6. 21 Feb 2015 – 8 Maret 2015 – Jakarta, Surabaya, Malang, Bandung – PP
  7. Dipakai dalam kegiatan sehari hari untuk pergi & pulang kerja baik di Jakarta maupun Surabaya

Tujuan khusus selama perjalanan

  1. Taman Nasional Baluran – Little Africa di Banyuwangi, Jawa Timur
    1. Alam yang sangat cantik terutama saat matahari terbit
    2. 1 jam perjalanan dari pintu masuk hingga ke pantai Bama krn kondisi jalan yang cukup rusak sehingga mobil harus memilih jalan agar bagian bawah tidak terkena jalan yang rusak. Cukup melelahkan ttp melihat alam yang masih perawan, pantai yang sepi & bersih, vila perhutani yang sederhana memberikan kesegaran yang menghapus segala kelelahan yang ada selama perjalanan
    3. Burung merak, rusa, kera, burung elang, ayam hutan adl binatang2 yang saya lihat di dalam taman nasional. Banteng yang saya coba cari dengan berjalan2 tengah malam di tengah hutan tidak saya temukan.
    4. Menginap di vila perhutani memberikan sensasi sangat luar biasa terutama setelah jam 10 malam maka listrik yang berasal dari genset dimatikan. Suara deburan ombak + latar belakang hutan perawan + kegelapan + dunia yang tidak terlihat memberikan pengalaman menginap yang luar biasa. Butuh nyali lebih untuk menginap & berjalan2 di tengah hutan saat tengah malam.
    5. Yang harus diwaspadai adl kera liar serta harus membawa konsumsi krn konsumsi yang tersedia hanya berasal dari kantin karyawan perhutani

baluran 1baluran 2baluran 3baluran 4baluran 5baluran 6baluran 7

  1. Gunung Bromo – Jawa Timur
    1. Sensasi dingin + pemandangan luar biasa saat terbitnya matahari tidak pernah membosankan walau sudah berkali kali saya kunjungi
    2. Debu yang berterbangan & bau kotoran kuda melengkapi sensasi saat kita berada di padang pasir

bromo 1bromo 2

  1. Kawah Ijen Banyuwangi Jawa Timur – Ijen Jazz Night
    1. Merasakan menonton Jazz di kawah ijen sungguh menyegarkan terlebih penulis sudah cukup lama tidak mengikuti acara Jazz night sehingga undangan dari teman menjadi suatu hal yang tidak boleh dilewatkan
    2. Debu pasir + dingin + music memberikan kombinasi yang menyenangkan
    3. Kaca mobil sampai berembun dan harus selalu menggunakan wiper krn kaca yang selalu berembun saat pulang dari Ijen ke kota Banyuwangi setelah acara Jazz selesai
    4. Pemandangan perkebunan milik pemerintah selama perjalanan memberikan kesegaran untuk mata yang selama bekerja hanya melihat hutan beton di Jakarta

ijen 1ijen 2

  1. Kawah Putih Bandung
    1. Bau belerang & goa belanda memberikan pengalaman yang berbeda
    2. Alam yang masih cukup perawan memberikan rasa segar saat bernafas
    3. Bajigur sangat nikmat krn menghangatkan badan setelah kedinginan krn kehujanan dan suhu udara yang cukup dingin

bandung 1

Hasil test selama 11.000 km ini memberikan kesimpulan :

  1. Kemampuan mesin :
    1. Kecepatan maksimum yang beberapa kali dicapai adl +/- 170 km per jam dengan kondisi pengemudi hanya sendiri
    2. Saat tanjakan seperti pada tol cipularang menuju ke bandung, dengan posisi ac di tingkat minimal & hanya diisi pengemudi sendirian, maka nafas mesin terasa sangat panjang terutama saat rpm cukup tinggi dimana posisi persneling 2 bisa mencapai kecepatan 70 Km per jam & persneling 3 bisa mencapai kecapatan 120 km per jam. Kemampuan ini terasa sangat menyenangkan untuk speed goers dimana sangat mudah mengalahkan atau menyaingi kendaraan dengan kapasitas mesin yang jauh lebih besar. Selama bisa menjaga putaran mesin pada posisi torsi maksimum & tenaga maksimum maka akan terasa tenaga mesin yang cukup berlimpah untuk ukuran mesin 3 silinder & 1200 cc
    3. Untuk ukuran mesin 3 silinder, tanpa peredam suara, suara mesin terasa cukup halus & raungan suara mesin relative tidak cukup keras saat rpm tinggi
    4. Kelemahan yang dirasakan adl saat digunakan dengan kondisi total 4 orang + bagasi yang cukup penuh, maka saat tanjakan dengan sudut tanjakan yang cukup tinggi disertai jalur yang cukup padat kendaraan maka relative kita harus menggunakan persneling 1 & 2 saja krn gear ratio yang cukup halus yang menghasilkan nafas cukup panjang di jalan datar menjadi kelemahan dalam kondisi ini. Jika jalan kosong & kita bisa menjaga posisi mesin pada rpm tinggi, maka kita masih bisa menggunakan persneling 2 atau 3.
    5. Penggunaan bahan bakar non subsidi seperti shell / pertamax memberikan power sedikit lebih enak vs bahan bakar non subsidi
    6. Tidak ada kendala apapun selama 11.000 km yang dirasakan selama perjalanan
    7. Kesimpulan saya adl mesin yang digunakan cukup seimbang dengan Datsun dalam kelas LCGC bahkan jauh melebihi harapan saya.
  1. Kemampuan suspensi mobil & kestabilan yang dihasilkan :
    1. Suspensi pada umumnya terasa cukup keras
    2. Dengan bobot kendaraan yang cukup ringan, terasa agak melayang pada kecepatan terutama di atas 120 km per jam.
    3. Untuk mengimbangi ringan nya berat kendaraan & kerasnya suspensi, saya mencoba memberikan beban tambahan sebanyak 70 botol aqua yang berisi 1,5 liter air per botol yang identik dengan beban 105 Kg di bangku paling belakang. Penambahan beban ini terasa membantu untuk mengurangi kerasnya suspense & membantu kestabilan saat kecepatan tinggi. Fungsi lain dari persediaan air ini adl untuk mencuci mobil saat perjalanan.
    4. Beberapa kali saya menghadapi situasi jalan yang menyebabkan saya harus bermanufer ekstrim :
      1. Tol Kanci dimana saat kecepatan diatas 120 km per jam, saya melihat beton jalan tol yang rusak parah di sisi jalur kiri jalan sehingga saya harus menghindar secara ekstrim. Saat saya bermanufer menghindari lubang tsb, ban mobil mengalami selip krn saya menghindar ke kanan hingga menghasilkan bunyi suara ban yang mencicit & saya sempat berpikir bahwa saya akan menghantam pagar pembatas tol. Ternyata tidak, bodi roll yang saya alami tidak berlebih dan secara cepat kondisi mobil kembali ke posisi aman setelah bagian belakang mobil membuang ke kiri 1 x dan ke kanan 1 x yang disertai bunyi decitan ban
      2. Demak, dalam keadaan setengah mengantuk, saya mendahului truk dari sisi kiri jalan, ternyata ban kiri belakang saya turun ke bahu jalan sehingga mobil sempat selip dan mengakibatkan posisi mobil saya melintang ke kanan sekitar 45 derajat di depan truk. Saya berpikir mobil ini akan sliding / berputar & terjadi tabrakan. Ternyata dengan saya membalik posisi kemudi ke arah kiri, arah mobil cepat terkoreksi kembali ke posisi normal walaupun bodi roll sempat terjadi beberapa kali ke kiri dan ke kanan disertai bunyi ban yang cukup mencicit
      3. Tol padalarang menuju ke bandung, saat jalur menanjak yang cukup panjang panjang untuk enghindari truk yang mendadak pindah jalur dari tengah ke kiri menyebabkan saya harus masuk bahu jalan dalam kecepatan +/- 120 km per jam. Saat masuk bahu jalan, asap buang truck di depan saya sangat hitam dan ternyata ada truk di bahu jalan yang saya lihat dari lampu merah yang remang2. Secara reflek saya melakukan heavy breaking, pindah jalur ke kanan disertai posisi lampu depan Datsun yang sudah berada hampir di bawah lampu kanan belakang truk dan ternyata ada truk yang sama pelan nya di depannya yang menyebabkan saya harus pindah ke jalur kanan masih dengan kondisi heavy breaking dan ternyata mobil belum cukup pelan untuk mengimbangi kecepatan mobil di depannya yang kembali menyebabkan saya harus kembali melakukan manuver ke jalur paling kanan. Bodi roll yang dihasilkan dari manuver ekstrim & heavy breaking ternyata masih dalam batas toleransi sehingga saya tidak mengalami kecelakaan karena mobil masih bisa dikendalikan
      4. Kombinasi suspense yang cukup keras + ban accelera dengan ratio 50% dan lebarnya hanya 175 mm, ternyata mampu memberikan kendali & kestabilan yang cukup baik. Ini jauh di luar dugaan saya.
      5. Yang harus dihindari adl mengerem mendadak dari kecepatan tinggi ttp kondisi jalan bergelombang, maka dampak yang saya rasakan adl mobil sempat oleng ke kiri dan ke ke kanan saat proses pengereman. Ini saya rasakan saat menghindari truk yang berpindah jalur ke kanan saat kembali dari bandung ke Jakarta
    5. Kesimpulan saya adl suspensi Datsun go+ cukup baik bahkan lebih baik dari harapan saya untuk kelas mobil LCGC

 

  1. Kenyamanan :
    1. Interior yang sederhana cukup seimbang dengan harga yang ditawarkan
    2. In car entertainment dengan radio tape + 2 speaker terasa kurang
    3. Mobil yang tidak dilengkapi dengan peredam suara menghasilkan suara yang cukup bergemuruh saat kecepatan tinggi baik dari ban maupun suara angina dari pintu
    4. Design bangku yang cukup ergonomis memberikan kenyamanan yang cukup baik di baris ke 1 & 2 pada mobil Datsun Go+ ini untuk perjalanan yang cukup jauh
    5. Dengan adanya bangku baris ke 3, memberikan ruang penyimpanan barang yang cukup besar untuk menampung bagasi dalam perjalanan luar kota
    6. Lampu interior yang hanya ada di depan memberikan kendala saat malam hari dimana untuk melihat barang pada bangku baris ke 2 dan ke 3. Untuk mengatasi kelemahan ini, saya membeli lampu led dengan 3 buah battere AAA yang saya tempelkan pada pintu tengah kendaraan sisi kiri kanan plus interior kendaraan sisi kiri kanan pada bangku baris ke 3. Harga lampu yang hanya 50 ribu per buah cukup membantu memberikan penerangan saat malam hari & tidak mengurangi keleluasaan di dalam kabin
    7. AC yang cukup dingin selama perjalanan baik dalam kondisi berkendara yang cukup lancar maupun saat macet total di siang hari & saat ber jam jam terjebak macet akibat pengecoran jalan di pantura. Hingga hari ini secara efektif saya hanya memakai temperatur di level 1/4 atau 2/3 saat berkendara.  Penambahan kaca film warna gelap pada level 60% pada kaca baris 1, 80% pada kaca baris 2 & 3 serta  60% di kaca belakang yang saya double pada kaca film standard membantu menurunkan suhu saat siang hari.
    8. Penambahan spoiler / body kit kendaraan menghasilkan penurunan titik terendah kendaraan sehingga harus berhati2 saat jalan rusak / parkir. Saya mengalami spoiler depan mentok saat naik dari basement 3 di mall serta kena parking barrier di mall lainnya.
    9. Kesimpulan saya : dengan kesederhanaan + harga yang cukup kompetitif maka kenyamanan yang dihasilkan berada pada level cukup memadai. Harga memang seimbang dengan kualitas yang ditawarkan
  1. Konsumsi bahan bakar :
    1. terbaik yang diperoleh adl 1 : 17 dengan gaya berkendara yang konstan, kecepatan max 100 km per jam & perjalanan luar kota yang cukup lancar
    2. terburuk adl 1 : 8,86 yang disebabkan oleh gaya mengemudi yang agresif & selalu mencoba kecepatan maksimal setiap ada kesempatan
    3. Secara rata2 konsumsi bbm antara bahan bakar bersubsidi / premium vs non subsidi / shell atau pertamax tidak memberikan perbedaan yang cukup significant. Konsumsi bahan bakar rata2 untuk premium adl 12,61 km per liter & shell atau pertamax adl 13 km per liter. Gaya mengemudi, kemacetan lalu lintas lebih merupakan faktor dominan dalam konsumsi bahan bakar
    4. Kesimpulan saya adl konsumsi bahan bakar dalam penggunaan normal di dalam kota Jakarta & bandung yang berkisar pada angka 12 – 14 km per liter cukup irit dengan kondisi Jakarta & bandung yang cukup macet. Untuk perjalanan luar kota dimana dengan gaya berkendara yang fuel saver maka kita akan mendapatkan konsumsi bahan bakar di kisaran 14 – 15 km per liter, artinya 1 tangki penuh akan memberikan jarak tempuh hingga 440 km saat perjalanan luar kota. 

Tabel konsumsi bahan bakar & jenis bahan bakar yang digunakan

 Jenis BBM  Liter  Jarak  Rata2  Catatan
premium      27.61       360.10      13.04
premium      22.32       346.20      15.51
premium        6.32         88.80      14.05
premium      23.93       291.80      12.19
premium      25.27       307.40      12.16
premium      29.94       333.20      11.13
premium      12.32       109.10        8.86 Paling Boros
premium      27.85       304.90      10.95
premium      27.38       353.00      12.89
premium      29.11       376.30      12.93
premium        8.92       147.30      16.51
Shell / Pertamax      25.12       364.70      14.52
Shell / Pertamax      27.95       378.30      13.54
Shell / Pertamax      29.30       386.70      13.20
Shell / Pertamax      29.03       418.20      14.41
Shell / Pertamax      28.23       334.40      11.85
Shell / Pertamax      24.55       336.80      13.72
Shell / Pertamax      25.67       303.40      11.82
Shell / Pertamax      27.36       335.80      12.27
Shell / Pertamax      28.81       367.90      12.77
Shell / Pertamax      30.05       419.90      13.97
premium      28.37       381.20      13.44
Shell / Pertamax      29.51       358.20      12.14
Shell / Pertamax      34.87       468.90      13.45
premium      24.33       413.70      17.00 Paling Irit
premium      23.47       264.30      11.26
Shell / Pertamax      29.26       421.00      14.39
Shell / Pertamax      23.68       359.20      15.17
premium      29.50       294.50        9.98
Shell / Pertamax      26.15       319.20      12.21
Shell / Pertamax      29.87       398.40      13.34
Shell / Pertamax      28.92       326.40      11.29
Shell / Pertamax      29.27       300.60      10.27
Total & Rata2    854.24   10,969.80      12.84
Premium    346.64     4,371.80      12.61
Shell / pertamax    507.60     6,598.00      13.00
  1. Kelemahan kelemahan yang terjadi selama perjalanan :
    1. Support bengkel resmi
      1. Interior – pilar A sisi kanan, sejak diterima sering lepas pada sisi kanan atas. Klaim dilakukan melalui bengkel Nissan Pondok Indah pada akhir September serta dijanjikan akan diberikan kabar.
      2. Service advisor Nissan Pondok Indah hingga hari ini tidak memberikan kabar. No HP service advisor yang dia berikan sendiri ke saya tidak pernah diangkat serta sms tidak pernah dibalas. Mungkin karena yang dilayani adl mobil LCGC sehingga level service yang diberikan berbeda. Jika dibandingkan dengan service auto 2000 untuk mobil Fortuner, bengkel resmi Daihatsu untuk Xenia, bengkel Nissan Puri Indah untuk Serena + Grand Livina maka saat mereka menjanjikan akan memberikan kabar maka mereka akan menghubungi serta jika telp saya tidak bisa dihubungi maka mereka akan mengirimkan sms.
      3. Service pertama & 10.000 km saya lakukan di Nissan Ahmad Yani Surabaya, Service advisor nya sangat baik, pelayanan cukup baik. Sayangnya dinodai dengan lecetnya body kendaraan hingga ke pelat kendaraan saat service 10.000 km & saat saya melihat lecet tsb, service advisor pura2 tidak mendengar & kembali ke mejanya.
    2. Saat 10.000 km, shock absorber kiri belakang mengalami kebocoran & dalam waktu 3 hari Nissan Ahmad Yani Surabaya sudah memberikan kabar bahwa spare part sudah tersedia & bahkan membantu mengecek klaim untuk pilar A sisi kanan yang saya lakukan melalui Nissan Pondok Indah melalui system computer mereka & memberikan informasi bahwa spare part sudah tersedia.
    3. Pencucian kendaraan yang diberikan saat kendaraan selesai di service yang saya amati berbeda antara Datsun & Nissan.
    4. Prosedur pengecakan tekanan angin pada ban, pemeriksaan ketinggian air accu, pemeriksaan air wiper, pemeriksaan air radiator yang dilakukan untuk mobil Nissan tidak dilakukan untuk Datsun walaupun di bengkel yang sama
    5. Nissan Ahmad Yani Surabaya memberikan perhatian lebih vs Nissan Pondok Indah Jakarta ttp tingkat perhatian yang agak kurang pada Nissan Ahmad Yani selama service berlangsung yang mengakibatkan lecetnya pintu belakang sebelah kiri setelah service 10.000 km
    6. Kekuatan kendaraan
      1. saat parkir parallel dan kendaraan di dorong oleh petugas parkir di hotel, maka besok paginya saya temukan pintu bagasi sebelah kiri bergelombang pada posisi titik tangan memberikan tekanan untuk mendorong.
      2. Pada sebagian suspensi depan setelah beberapa lama mengalami karat, menurut service advisor jika saya mau, maka pada bagian yang berkarat akan mereka lepas & lakukan pengecatan yang memakan waktu minimal ½ hari.
    7. Kekurang nyamanan lainnya adl proses pergantian persneling yang sedikit agak keras dari posisi persneling 3 ke 2. Menurut Nissan Ahmad Yani Surabaya, memang sedikit keras ttp masih normal.

Secara umum kesimpulan saya adl kualitas kendaraan & pengalaman berkendara dengan Datsun Go+ memberikan hasil & pengalaman yang cukup baik. Kualitas yang diberikan lebih dari harga yang dibayarkan – value for money.  Filosofi ada harga ada barang tentu juga terbukti pada Datsun Go+ ini

Written by Joseph Setiawan

May 9, 2015 at 6:56 PM

Posted in Nilai Kehidupan

Automotive – Datsun Go+ vs Toyota Agya TRD – Jakarta – Bandung

leave a comment »

Automotive – Datsun Go+ vs Toyota Agya TRD

AgyaDatsun

Penulis mencoba membandingkan ke 2 jenis mobil tersebut tidak persis dalam kondisi yang sama

Kakak penulis memilih membeli Agya tipe TRD vs penulis yang memilih membeli Datsun Go+

Metode pengetesan :

  1. Bahan bakar :
    1. Agya : Shell
    2. Datsun Go+ : Premium dengan pertimbangan kapasitas mesin yang lebih besar
  2. Rute test adl
    1. Agya : Jakarta Bandung
    2. Datsun Jakarta Bandung
  3. Jumlah penumpang 2 orang
  4. Tidak memperhatikan segi teknis mesin tetapi lebih kepada apa yang dirasakan pengemudi & penumpang

Metode sederhana ini akan bisa diperdebatkan tetapi tulisan ini dibuat memang dengan kondisi test yang sengaja dibedakan mengingat:

  1. Brand image :
    1. Toyota adl brand image mobil Jepang yang sangat baik di Indonesia
    2. Datsun adalah band image yang masih diragukan walaupun 1 payung dengan Nissan
  2. Mesin :
    1. Toyota menggunakan mesin sekeluarga dengan Xenia 1000 cc waulaupun tidak sama persis tetapi dalam keluarga mesin kelompok 1KR
    2. Datsun menggunakan mesin tipe yang sekeluarga dengan Nissan March 1200 cc
  3. Harga :
    1. Agya TDR di rentang 120 juta vs Datsun Go+ di rentang harga 110 juta setelah ditambahkan Accessories velg racing 15” & ban accelera + spoiler & bumper protector

Hasil kasat mata yang langsung dirasakan adl:

Akomodasi

  1. Datsun memiliki akomodasi yang lebih baik dengan baris ke 3 yang dapat dijadikan bagasi sehingga total kapasitas bagasi menjadi cukup besar
  2. Agya lebih memiliki keterbatasan mengingat hanya 2 seator dan bagasi yang terbatas

Kenyamanan

  1. Bangku di baris 1 antara Agya & Datsun tidak berbeda jauh
  2. Bangku di baris 2, Datsun cenderung lebih enak untuk di duduki lebih lama. Ke kurang nyamanan di Agya adl setiap pengereman, penumpang akan merasakan pergeseran duduk alias melorot. Design bangku Agya yang rata menyebabkan pergeseran duduk vs Datsun yang memiliki sedikit cekungan / ergonomic design yang lebih bisa menahan posisi duduk penumpang
  3. Suspensi Agya terasa jauh lebih empuk ketimbang Datsun terutama di jalan bergelombang
  4. AC : baik Agya & Datsun cukup memberikan udara yang sejuk dalam kondisi macet & panas terik

Fasilitas

  1. Agya dengan full power windor di semua pintu cukup memberikan kenyamanan
  2. Datsun dengan tidak adanya power window di baris ke 2 cukup terkesan sangat standard
  3. Dengan tidak adanya lampu kabin di antara baris ke 2 & 3, maka jika malam kita membutuhkan penerangan otomatis kita akan sedikit mengalami keterbatasan penglihatan
  4. Fasilitas entertainment sepertinya tidak jauh berbeda hasilnya. Cukup untuk kuping penulis
  5. Datsun secara garis besar memberikan fasilitas yang sederhana vs Agya yang memberikan fasilitas lebih lengkap

Kemewahan

  1. Datsun dengan tambahan accessories vs Agya TRD akan kembali ke selera masing2 orang. Tetapi tambahan spoiler, velg 15 & ban profile 55 menjadikan Datsun terlihat baik sementara dengan accessories TRD menjadikan Agya terlihat cukup sportif & keren
  2. Tampilan 1 wiper pada Datsun cukup memberikan tampilan berbeda
  3. Interior:
    1. Dashboard Agya lebih mewah vs Datsun yang menyajikan kesederhanaan.
    2. Kualitas bahan yang digunakan untuk bangku tidak terlalu beda jauh ttp design ergonomis pada Datsun memberikan posisi duduk yang lebih enak di baris ke 2 ketimbang kita duduk pada bari ke 2 di Agya

Performa Mesin & Bahan Bakar

  1. Akselerasi & top speed Datsun jelas meninggalan Agya jauh di belakang
  2. Datsun sangat mudah mencapai kecepatan 140 dan 150 km / jam vs Agya yang mencapai 120 km / jam saja cukup membutuhkan waktu yang lama walaupun Agya sudah menggunakan shell vs Datsun yang menggunakan premium.
  3. Konsumsi bahan Datsun secara rata2 selama test drive adl 1:14 s/d 1:15 sementara Agya yang relative stabil di 1:15. Metode yang digunakan adl sederhana : isi full tank, pakai, isi full tank kembali & bandingkan antara km yang dicapai vs liter bahan bakar yang di isi kan
  4. Dengan harga bahan bakar yang berbeda jauh vs pencapaian konsumsi bahan bakar yang relative sama, maka Datsun akan lebih irit jika kita menghitung biaya pemakaian bahan bakar per Km.

Kestabilan mobil

  1. dengan suspensi yang lebih keras & kaku, maka saat pengemudian kecepatan tinggi Datsun lebih stabil & nyaman dibandingkan Agya

Dengan hasil uji coba tersebut, penulis menyimpulkan :

  1. Untuk tipe orang yang membutuhkan akomodasi & mesin bertenaga maka dapat memilih Datsun
  2. Untuk tipe orang yang lebih membutuhkan tampilan & merk, maka dapat memilih Agya
  3. Datsun lebih memberikan arti uang (value for money) dibandingkan dengan Toyota Agya
  4. Toyota Agya dengan kekuatan merk Toyota & populasi yang lebih besar akan memberikan jaminan harga jual bekas yang lebih baik ketimbang datsun
  5. Untuk jarak jauh penulis lebih memilih untuk memakai Datsun mengingat mesin yang lebih bertenaga serta suspense yang lebih stabil dalam melahap medan yang cukup berkelok kelok & tidak rata.
  6. Untuk pembeli yang cukup mempertimbangkan harga jual, maka Datsun kelihatannya masih akan memerlukan waktu pembuktian beberapa tahun ke depan

Kembali, ini adalah kesimpulan pribadi penulis serta bersifat independen.  Semua opini bisa diperdebatkan dengan sudur pandang yang berbeda.  Tulisan ini untuk memberikan gambaran secara umum yang penulis alami & rasakan.

Written by Joseph Setiawan

May 9, 2015 at 6:05 PM

Posted in Nilai Kehidupan